UPACARA MAWINTEN DESA TERUSAN MAKMUR
Pada hari ini Masyarakat Umat Hindu yang berada di desa terusan makmur pada umumnya dan dusun jaya sari pada khususnya, telah melaksanakan rangkaian kegiatan Upacara Mepandes (potong gigi).
Selain melaksanakan upacara Mepandes ( potong gigi) dilanjutkan dengan upacara pewintenan yang di laksanakan setelah upacara mepandes (potong gigi).
Jumlah peserta 115 orang kurang dan lebih, yang di ikuti sebagian masyarakat desa terusan makmur, dan juga di ikuti di luar desa terusan makmur seperti, dari basarang, cantur dan seterusanya.
Upacara Mawinten atau Upanayana merupakan salah satu upacara yangtergolong Manusa Yadnya. Mawinten berasal dari Bahasa Kawi (Jawa Kuno) dari kata :mawa yang berarti bersinar-sinar ; inten yang berarti permata, artilengkapnya adalah bersinar-sinar bagaikan permata.
Mawinten adalah tradisi Agama Hindu yang bertujuan untuk memohon waranugraha (anugrah) Sang Hyang Widhi untuk memberikan kesucian bathin kepada seseorang. Mawinten dapat dilakukan oleh siapa saja, apakah ia akan menjadi pemangku disuatu Pura/Pamerajan, atau lain sebagainya. Secara lahir upacara Mawinten bertujuan untuk membersihkan diri dari segala kotoran yang melekat pada dirinya (yang di Winten) dengan menggunakansarana air kumkuman (air yang berisi beraneka bunga harum). Sedangkan secara bathin bertujuan untuk memohon penyucian diri kepada Sang Hyang Widhi Wasaagar diberikan waranugraha berupa tuntunan dan bimbingan dalam mempelajariilmu pengetahuan yang bersifat suci dan selanjutnya dapat mengamalkan ajaran-ajaran tersebut baik untuk diri sendiri maupun kepada orang lain yangmemerlukan.Upacara Mawinten dijumpai dalam berbagai pustaka lontar seperti lontarTutur Pamangku yang isinya tentang Dharma Pawintenan, lontar Tutur Pawintenan yang isinya tentang tata cara Pawintenan yang paling kecil dengan upacara dan upakaranya, serta lontar Janma Prakreti yang isinya mengutarakantentang tingkatan-tingkatan upacara Pawintenan. Mengacu pada pustaka lontar diatas, disebutkan pula ada beberapa jenis upacara Mawinten sebagai berikut :
1) Pawintenan Sastra/Saraswati,
2) Pawintenan Pamangku,
3) Pawintenan Dalang,
4) Pawintenan Tukang,
5) Pawintenan Balian/Dukun,
6) Pawintenan Sadeg/Dasaran,
7) Pawintenan Mahawisesa (pawintenan khusus bagi pengurus desa adat
Berikut ini adalah beberapa penjelasan tentang jenis upacara Mawinten, yang di laksanakan di desa terusan makmur pada umumnya dan khususnya dusun jaya sari yaitu :
1. Pawintenan Sastra/Saraswati : tujuannya adalah untuk menyucikan diri secara lahir bathin dalam mempelajari pengetahuan (Weda) untuk peningkatan kepandaian berilmu. Jenis pawintenan ini dapat dimulai dari umur 5 tahun atau setelah tanggal gigi.
2. Pawintenan Pamangku : tujuannya adalah untuk menyucikan diri secara lahir bathin dalam tugas kepemangkuan, yaitu sebagai pemangku pura yang bertugas memimpin pelaksanaan upacara serta menjadi perantara antara umat penyungsungnya dengan Tuhan Yang Maha Esa di suatu Pura.
3. Pawintenan Tukang : tujuannya adalah untuk menyucikan diri secara lahir bathin dalam tugas selanjutnya sebagai tukang, sesuai dengan profesi yang ditekuni dalam kehidupan untuk mempimpin suatu pekerjaan. Profesi tukang yang dimaksud adalah tukang banten/sajen/ tukang bangunan/undagi, tukang besi/pande, patung, wadah dan sebagainya.
Oleh I GEDE DARMAWAN, S.Fil.H
Pemdes
24 Oktober 2024 02:15:29
DiJapri Mas Ya.......