Berita Desa
Upacara Mepandes (potong gigi) Desa Terusan Makmur
Pada hari ini Masyarakat Umat Hindu yang berada di desa terusan makmur pada umumnya dan dusun jaya sari pada khususnya, telah melaksanakan rangkaian kegiatan Upacara Mepandes (potong gigi)..
Yang di ikuti dari wilayah desa terusan makmur dan juga di ikuti dari wilayah luar desa terusan makmur, seperti dari catur, basarang, lamunti dan seterusnya.
Jumlah peserta yang mengikuti upacara mepandes (potong gigi) sekitar 150 orang kurang dan lebih.
Upacara Potong gigi yang dalam bahasa bali sering pula disebut mepandes, mesangih atau metatah merupakan ritual keagamaan yang harus dilaksanakan oleh semua umat Hindu, khususnya bagi yang telah menginjak masa remaja. Dalam ajaran ini terkandung nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang sedang dibutuhkan pada masa remaja sebagai sarana dalam pembentukan kepribadian anak yang merupakan kelanjutan dari pembentukan di masa bayi dalam kandungan, dengan harapan lahirnya anak yang suputra (i) (anak yang baik). Oleh karena itu, sifat-sifat keraksasaan tersebut perlu dinetralisir dan dikendalikan, agar nantinya dapat tercapainya tujuan, yaitu diharapkan sifat-sifat keraksasaan dapat berubah menjadi sifat-sifat kebaikan. Upacara potong gigi adalah ritual yang sudah dilaksanakan sejak dahulu kala dan terus berkembang sampai saat ini. Dan biasanya di Terusan Makmur upacara potong gigi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan upacara Ngaben, Karya Linggih Wraspati Kalpa Agung.
Selain itu, Upacara Potong Gigi mengandung makna yang dalam bagi kehidupan, yaitu: (1) pergantian perilaku untuk menjadi manusia sejati yang dapat mengendalikan diri dari godaan nafsu, (2) memenuhi kewajiban orang tuanya terhadap anaknya untuk menemukan hakekat manusia yang sejati dan (3) untuk dapat bertemu kembali kelak di surga antara anak dengan orang tuanya setelah sama-sama meninggal.
Metatah berasal dari kata tatah yang dalam bahasa Bali berarti pahat. Potong gigi dilakukan dengan mengikir kedua gigi taring dan empat gigi seri rahang atas. Namun, proses ini harus dilakukan dengan hati-hati. Setelah gigi dikikir, peserta metatah diminta untuk mencicipi enam rasa. Dari pahit dan asam, pedas, sepat, asin dan manis. Setiap rasa ini memiliki makna di dalamnya. Rasa pahit dan asam adalah simbol agar tabah menghadapi kehidupan yang keras. Rasa pedas sebagai simbol tentang kemarahan, senantiasa sabar apabila mengalami hal yang menimbulkan emosi kemarahan. Rasa sepat sebagai simbol agar taat pada peraturan atau norma-norma yang berlaku. Rasa asin menandakan kebijaksanaan sedangkan rasa manis sebagai penanda kehidupan yang bahagia.
Pemdes
24 Oktober 2024 02:15:29
DiJapri Mas Ya.......